SMP Pangudi Luhur Bintang Laut Surakarta Rayakan Dua Momen Penting, Hari Pramuka dan 17 Agustus 

SOLO, ragamsoloraya – Kemeriahan terlihat di halaman indoor SMP Pangudi Luhur bintang laut Surakarta, Kamis (14/8/2025), saat 1.000 siswa-siswi tumpah ruah mengikuti dan menyaksikan lomba-lomba dalam rangka peringatan dua momen penting.

Menurut Agustinus Pur Adi Trisnantyo P, S.Ag., Ketua Panitia, sekolah sengaja merayakan berbagai lomba secara bersamaan untuk memperingati Hari Pramuka dan jelang peringatan Kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia atau Pitulasan, agar efisien waktu.

Ditemui secara khusus oleh ragamsoloraya.com, Kamis (14/8)3025), Agustinus Pur Adi Trisnantyo menyebutkan jika lomba yang diikuti 30 kelas dari kelas 7 sampai 9 ini, dilakukan untuk meningkatkan semangat patriotisme siswa-siswi sejak dini.

Agustinus Pur Adi Trisnantyo menambahkan, lomba-lomba yang diawali dengan upacara Hari Pramuka ini sudah menjadi kebiasaan atau habit SMP Pangudi Luhur Bintang Laut Surakarta dari tahun ke tahun. 

Guru yang akrab disapa Pak Adi ini menyebutkan jika lomba-lomba yang dilakukan bersifat kelompok, untuk mengukur kekompakan atau kerjasama setiap kelas.

“Kegiatan perayaan Hari Pramuka ini menunjukkan kolaborasi untuk Indonesia, sehingga bisa menumbuhkan semangat cinta tanah air dan bangsa melalui gerakan pramuka,” sebut Agustinus Pur Adi Trisnantyo di ruang kerjanya.

Tidak hanya itu, melalui kegiatan pramuka, Agustinus Pur Adi Trisnantyo juga mengajak siswa-siswi belajar mencintai alam, beraktivitas, serta membangun relasi dengan sesama manusia.

Melalui lomba-lomba yakni lomba estafet meniup gelas plastik,  memindahkan bola pingpong dalam gelas plastik yang diikatkan pada kepala, rintangan zigzag dan kurung balon, setiap kelas berlomba-lomba mencapai tujuan bersama.

Permainan Tradisional

Tidak hanya lomba-lomba unik, Agustinus Pur Adi Trisnantyo menyebutkan bahwa panitia juga menyiapkan permainan tradisional Gobal Sodor untuk final. 

Ditambahkan guru agama Katholik ini, secara rutin, dari tahun ke tahun, Gobak Sodor dipilih sebagai final lomba, karena dolanan tradisional ini sangat menarik bagi siswa-siswi, tidak hanya seru tetapi juga memberikan sedikit gambaran bahwa para pahlawan juga meraih kemerdekaan dengan berbagai upaya kerjasama.

Selain itu, dipilihnya permainan Gobak Sodor sebagai lomba saat final, supaya bisa menjadi referensi bagi siswa-siswi, sehingga tidak hanya bermain HP.

“Alasan lain kami memilih permainan tradisional adalah untuk meningkatkan motorik anak,” pungkas Agustinus Pur Adi Trisnantyo sembari menambahkan jika setiap juara akan memperoleh hadiah yang dibutuhkan di kelas, sebagai apresiasi untuk memperjuangkan kemenangan. (Astrid)

Related posts
Tutup
Tutup