Prodi Desain Mode Batik ISI Surakarta Gelar Akara Cintya, Pesona Adibusana Nusantara

ISI Surakarta gelar Akara Cintya Pesona Adibusana Nusantara. Foto : ragamsoloraya / Istimewa

SOLO, ragamsoloraya.com – Program studi (Prodi) Desain Mode Batik ISI Surakarta akan menggelar Akara Cintya, Pesona Adibusana Nusantara, sebuah gelaran multi event yang merupakan ekspresi perayaan penetapan kebaya sebagai warisan budaya tak benda dunia.

Sebelumnya, Selasa (3/12/2024) UNESCO telah mengukuhkan kebaya, reog dan kolintang sebagai warisan budaya tak benda dunia bersama Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam dan Thailand, di Paraguay, sehingga penetapan ini menambah daftar panjang kekayaan budaya Nusantara yang tercatat dan diakui dunia internasional.

Ketua Panitia Pelaksana, Danang Priyanto, sekaligus Dosen Prodi Desain Mode Batik ISI Surakarta menyebutkan bahwa kebaya Indonesia tidak hanya berfungsi sebagai pakaian, namun juga simbol identitas dan kehormatan bagi perempuan Indonesia.

“Wilayah Indonesia mempunyai variasi kebaya dengan ciri khas masing-masing, yang mencerminkan keragaman budaya lokal. Misalnya, kebaya kuthu baru dan kebaya kartini dari Jawa, kebaya encim dari Betawi, kebaya Sunda sampai kebaya Bali. Dalam acara tertentu, seperti pernikahan, upacara ritual adat, atau perayaan keagamaan, kebaya menjadi pakaian pokok bagi perempuan yang ingin menunjukkan rasa hormat terhadap tradisi dan budaya,” terang Danang Priyanto.

Danang Priyanto menegaskan. Akara Cintya tidak hanya bicara kebaya, tetapi juga mengangkat isu batik dan keris yang sudah terlebih dahulu ditetapkan UNESCO sebagai warisan budaya tak benda dunia pada 2008 dan 2009 lalu, sehingga menambah catatan bahwa bahwa Indonesia adalah negara kaya akan budaya warisan budaya berkelas dunia.

Ditambahkan Danang Priyanto, Akara Cintya yang akan dilaksanakan Selasa (31/12/2024) di Pendhapa KGPH Djojokusumo Kampus ISI Surakarta ini sekaligus sebagai upaya konservasi, preservasi, kreasi atas eksistensi warisan budaya dunia, serta upaya melahirkan jejaring kerjasama dalam konsep pentaholic yang melibatkan pemerintah, akademisi, praktisi, pelaku, komunitas,  ataupun media.

Koordinator Prodi Desain Mode Batik ISI Surakarta, Aan Sudarwanto menjelaskan, kebaya Indonesia mempunyai makna filosofi yang dalam, terutama bagi perjuangan figur perempuan, di mana saat masa kolonialisme, kebaya dijadikan metafora semangat keberanian dan ketahanan perempuan Indonesia yang berjuang bagi kemerdekaan.

Pahlawan perempuan Indonesia juga banyak dikenal melalui potret mengenakan kebaya sebagai bagian dari identitas dalam memperjuangkan kemerdekaan.

Kebaya pada masa kini juga menjadi simbol emansipasi perempuan, di mana wanita Indonesia bisa mengenakan kebaya dengan bangga, sebagai bentuk apresiasi terhadap warisan budaya, sekaligus menunjukkan kebanggaan akan identitas diri.

“Dalam konteks sosial budaya, kebaya juga sering dipakai dalam momentum formal dan kasual, seperti saat menghadiri acara kenegaraan atau acara resmi lain. Hal ini menunjukkan bahwa kebaya memiliki dinamisasi dan relevansi yang terus terjaga sampai sekarang,” ujar Aan Sudarwanto.

Di era modern, melalui beragam kreasi dan inovasi desain, kebaya tetap relevan di dunia fashion. Bahkan para perancang melakukan kolaborasi keberadaan kebaya dengan sentuhan kontemporer, baik dari sisi material, warna, maupun look. Kebaya modern juga memanfaatkan berbagai elemen lain, seperti batik, bordir, atau payet, untuk menciptakan tampilan lebih elegan dan mewah.

Seminar tentang kebaya, batik, keris dan fesyen dalam berbagai ragam ataupun corak budaya Nusantara ini juga akan menghadirkan keynote speaker Menteri Kebudayaan RI, Dr. Fadli Zon, M.Sc., Dosen Universitas Negeri Surabaya, Dr. Yuhri Inang, S.Pd., M.Sn., Dosen Desain Interior ISI Surakarta, Prof Dr. Dra. Sunarmi, M.Hum., Endah Laras dan Sruti Respati. 

Semoga tulisan tentang Prodi Desain Mode Batik ISI Surakarta Gelar Akara Cintya, Pesona Adibusana Nusantara, dapat bermanfaat bagi para pembaca, jangan lupa share dan nantikan selalu tulisan lain hanya di ragamsoloraya.com. (Astrid)

Related posts
Tutup
Tutup