SOLO, ragamsoloraya.com – Yayasan Gita Pertiwi (GP) Surakarta, Dinas Perdagangan, serta Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surakarta bersama-sama menetapkan Pasar Jebres, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta, menjadi pasar minim sampah pertama di Kota Surakarta (Solo).
Rossana Dewi, Direktur Badan Usaha Yayasan Gita Pertiwi menyebutkan, kegiatan Launching Pasar Minim Sampah di Pasar Jebres yang dilakukan Selasa (3/12/2024) merupakan upaya mewujudkan Kota Surakarta sebagai kota bersih, sehat dan sejahtera, di mana pengelolaan sampah di area pasar telah dilakukan pemisahan berdasarkan jenis masing-masing sampah.
Menurut Rossana Dewi, kunci utama yang harus diperhatikan dalam pengelolaan sampah adalah kolaborasi, karena itu, perempuan yang akrab disapa Dewi ini mengatakan, Gita Pertiwi mendorong semua pihak melakukan kerjasama, karena urusan sampah membuat pusing semua orang, termasuk bahaya risiko plastik.
Ditambahkan Rossana Dewi, tahun 2022, Gita Pertiwi telah melakukan penelitian di empat pasar di Kota Surakarta (Solo), di mana dalam sehari ada 22.000 lembar sampah plastik, serta delapan kilogram sampah organik yang tidak terkelola.
“Sampah organik hampir 66 persen, kalau di pasar ada dua yakni sampah pangan berlebih maupun sampah organik lain, yang dapat menjadi pakan hewan. Sampah pangan berlebih merupakan sisa bahan pangan yang sebetulnya masih layak dikonsumsi, seperti sayur dengan daun bolong atau tomat berwarna agak cokelat,” ujar Dewi.
Terkait pengelolaan sampah, Rossana Dewi mengajak kolaborasi masyarakat, termasuk Aliansi Zero Waste Indonesia, Pemkot Surakarta, para pedagang dan unsur lain mensukseskan cita-cita bersama, mengingat dari bangun tidur sampai tidur lagi selalu memproduksi sampah.
“Mari semua ikut memikirkan bagaimana lingkungan kita menjadi bersih. Kalau Jebres programnya berhasil, pasti banyak yang belanja,” terang Dewi.
Dilaunchingnya Pasar Jebres sebagai pasar minim sampah, diharapkan Rossana Dewi dapat menjadi role model pasar tradisional minim sampah pertama di Indonesia, termasuk dunia, di mana jika konsisten, maka program ini dapat menarik lebih banyak pengunjung, mengingat sampah terkelola secara baik sehingga lingkungan menjadi bersih.
Joko Sartono, Kepala Bidang Sarana Distribusi Perdagangan Dinas Perdagangan Kota Surakarta memberikan apresiasi atas program pasar minim sampah yang diinisiasi Gita Pertiwi, di mana ke depan, tidak hanya Pasar Jebres yang menjalankan program pasar minim sampah, namun 44 pasar tradisional lain di Kota Surakarta.
Disebutkan Joko Sartono, Dinas Perdagangan tahun ini sudah menginisiasi lahirnya Perda Nomor 2 Tahun 2024, tentang Pengelolaan Pasar dan Pemberdayaan Pasar Rakyat, bahkan dalam waktu dekat akan menyusun Perwali dari Perda ini, sehingga tata kelola pengelolaan sampah di Kota Surakarta dapat lebih baik.
“Berbeda dengan daerah lain, tata kelola sampah pasar di Solo dilakukan secara mandiri, di mana sudah ada armada-armada tim untuk angkut sampah. Terutama plastik dengan pengelolaan sampah, dilakukan kerjasama dengan DKK terkait kebersihan,” tandas Joko Sartono.
Joko berharap, para pedagang dapat merawat dan menjaga kebersihan fasilitas yang sudah tersedia di pasar, sehingga diyakini apabila pasar bersih, pedagang ramah dan barang jualan menarik, akan menjadi magnet bagi banyak orang untuk berbelanja di pasar.
Cokro Sudarno, Ketua Paguyuban Pasar Jebres memberikan apresiasi atas kerja keras Gita Pertiwi yang sudah memberikan edukasi, menyadarkan para pedagang terkait nilai ekonomis dari sampah yang dikelola secara baik.
“Setelah menerima edukasi dari Gita Pertiwi, pedagang menjadi lebih peduli, sebut saja sampah kardus, kaleng, plastik dan sisa makanan sudah kami kumpulkan dan pilah-pilah melalui bank sampah,” ujar Cokro.
Ditambahkan Cokro, selama menjadi pasar minim sampah, jumlah sampah harian di Pasar Jebres berkurang signifikan, dari 10 sampai 12 dim (bak sampah) per hari, menjadi 4-5 dim, sehingga membuat pasar menjadi semakin cantik dan lebih bersih.
Cokro juga menambahkan, Pasar Jebres harus bersih dan indah karena berhadapan langsung dengan Stasiun Jebres, sehingga saat ada tamu turun dari kereta, yang pertama kali dilihat adalah Pasar Jebres.
Untuk mempercantik penampilan Pasar Jebres, Cokro juga berharap Pemkot Surakarta membangun taman di depan pasar.
Sementara sebelum digelarnya launching, para tamu, termasuk pejabat Pemkot, Lurah Pasar dan para pedagang diajak berkeliling melihat tumpukan pangan berlebih yang tidak laku, yang sudah dikumpulkan di keranjang tersendiri untuk ditimbang di Bank Sampah Marsudi Asri Pasar Jebres.
Tidak hanya itu, para tamu juga melihat kegiatan menimbang di Bank Sampah Marsudi Asri, serta melihat catatan-catatan tabungan dari penjualan yang dilakukan para pedagang di Bank Sampah.
Semoga tulisan tentang Pasar Jebres jadi Pasar Minim Sampah, Semakin Cantik dan Bersih, dapat bermanfaat bagi para pembaca, jangan lupa share dan nantikan selalu tulisan lain hanya di ragamsoloraya.com. (Astrid)