Petit Boutique Hotel Solo Gandeng Sasmita Kreasindo Rancang Ekosistem Pengembangan Pariwisata Berkualitas

Petit Boutique Hotel Solo rancang ekosistem pengembangan pariwisata berkualitas. Foto : ragamsoloraya / Istimewa
SOLO, ragamsoloraya.com – Sebagai bagian dari kawasan Solo Raya, Kota Surakarta atau Kota Solo mempunyai peluang memperkuat posisi daya saing dan daya sanding dengan kolaboradi lintas sektor, dengan langkah-langkah konkrit sesuai kompetensi para pihak dalam memberikan kontribusi bermanfaat, seperti benefit dan profit, namun tetap mengedepankan prinsip  berkelanjutan dan bertanggungjawab.
 
Wening Damayanti, General Manager Petit Boutique Hotel Solo menyebutkan, meskipun bukan menjadi hal pertama dalam upaya membangun dan mengembangkan citra kawasan kota dalam konteks pariwisata, kebudayaan dan lingkungan, tetapi Petit Boutique Hotel Solo ingin bersama menjalin jejaring dengan inisiasi kerjasama.
 
Inisiasi kerjasama ini dikatakan Wening Damayanti dimulai dari Petit Boutique Hotel Solo dan Sasmita Kreasindo dengan merancang ekosistem pengembangan pariwisata berkualitas pada ruang Experiential Travel, karena potensi Kota Surakarta mempunyai banyak banyak kekuatan bagi program wisata berbasis pengalaman dengan bentuk aktivitas, atraksi, dengan menyusun pola perjalanan wisata mikro dan makro sesuai tematik.
 
“Ini akan menambah pilihan aktivitas bagi wisatawan dalam bentuk Something to Do yang bisa dikreasikan mulai dari kampung kota sampai pola spasial antar wilayah administrasi yakni Solo Raya, yang terkoneksi secara aksebilitas bahkan pemanfaatan peluang Travel Pattern lintas provinsi, sebagai peluang konektivitas jalur tol,” urai Wening Damayanti.
 
Pada acara Talk to Aciton yang digelar Sabtu (4/1/2025), Wening Damayanti mengharapkan adanya aktivasi kolaboratif kolektif yang dapat berdampak positif, tetapi dengan proses bertahap, organik dan bisa menjadi Trigger gerakan lebih besar, di mana di awal tahun 2025, Petit Boutique Hotel Solo mengawali dengan project bersama atau Forest Project, sebuah program inisiasi yang merespon urgensi keberlanjutan lingkungan, kebudayaan dan pariwisata.
 
Aktivasi Kebun Histori 1945 ini direncanakan dilakukan pada sebidang lahan terbuka hijau Petit Boutique Hotel Solo menjadi pertanian sayuran dan sampel etalase tanaman toga menjadi kebun kolektif, sehingga dapat memberikan nilai tambah edukatif.

Ditambahkan Wening Damayanti, program-program berkelanjutan inklusif ini bisa diakses pengunjung atau tamu hotel, masyarakat umum, pelajar, mahasiswa dan siapa saja yang ingin belajar, terlibat dan berkontribusi dalam proses Urban Farming Kota Solo, sekaligus sebagai komitmen yang dimulai dari hal terkecil menuju mimpi besar yang diharapkan didukung stakeholder yang mempunyai visi, misi dan keinginan serupa.

Menurut Wening Damayanti, hal-hal ini ingin dirangkai menjadi embrio ekosistem dalam bentuk Integrated Tourism Development seperti menyusun konten beragam yakni lingkungan, kebudayaan dan pariwisata menjadi bentuk produk wisata yang mempunyai nilai Experiential Travel dengan tagline Kota Solo Experiential Travel City.

Wening Damayanti mengaku telah memulai dengan beragam bentuk aktivasi, dimulai dari Kebun History 1945 antara lain Jawa Wellness Journey menjadi salah satu produk utama yang akan dipersiapkan Petit Boutique Hotel Solo bersama ekosistem melalui Travel Pattern di dalam Kota Karanganyar sampai wilayah Kabupaten Karanganyar, dalam paket holistik, baik secara fisik, spiritual, kebugaran sampai pengobatan tradisional yang mempunyai saling keterkaitan lewat nilai sejarah, kebudayaan dan ekosistem. 

Mengingat aktivasi program ini membutuhkan kompetensi interdisiplin, maka jejaring awal baik jejaring lokal, regional ataupun nasional yang ikut berkontribusi adalah paihak-pihak dari beberapa unsur seperti pertanian, perhotelan, kesehatan, kebugaran, akomodasi, tour operator, praktisi dan pendidikan.

Sementara Chris Broto, Founder Forest Project menyebutkan, untuk mendapatkan konsep terukur dalam tahapan-tahapan, diperlukan peta jalan dan rencana aksi yang dirancang sesuai kebutuhan dan durasi waktu ideal, sehingga output akan terukur dengan pertimbangan kualitas outcome dapat bermanfaat dan berdampak baik.

“Kami telah membangun jejaring Solo Raya, Yogyakarta dan Bali sudah berkomunikasi untuk saling melengkapi dan aplikator program pada masing-masing lokus dan konten,” ujar Chris Broto.

Semoga tulisan tentang Petit Boutique Hotel Solo Gandeng Sasmita Kreasindo Rancang Ekosistem Pengembangan Pariwisata Berkualitas, dapat bermanfaat bagi para pembaca, jangan lupa share dan nantikan selalu tulisan lain hanya di ragamsoloraya.com. (Astrid)

Related posts
Tutup
Tutup